Artikel ini dibuat dalam rangka untuk memenuhi tugas mata kuliah IT
Mangement dalam usaha saya menempuh pendidikan Sarjana (S1) Jurusan Sistem Informasi di kampus STMIK
Indonesia. Artikel ini dibuat bukan untuk menyudutkan atau menyinggung pihak
mana pun, murni untuk menyelesaikan tugas Sebelumnya apabila ada yang merasa
tidak nyaman atas artikel ini saya sampaikan permohonan maaf yang sebesarnya.
Artikel pertama kali ini akan membahas tentang eksistensi beberapa perusahaan “Merk” yang bergerak dalam bidang elektronik namun memiliki segmentasi pasar yang sedikit berbeda diantara perusahaan tersebut. Yang dimaksud yakni Sony, Toshiba, Sharp, Panasonic dan Sanyo , sampai saat ini kelima Merk ini masih dapat kita jumpai keberadaan nya dalam persaingan pasar di Indonesia saat ini, dengan fokus atau prodak yang ditawarkan berbeda beda dari setiap merk seperti contoh Sony, Toshiba, Sharp, Panasonic dan Sanyo juga memiliki prodak seperti Mesin Cuci, AC, Kulkas, Audio, Televisi, Smartphone, Game Console, dll.
Seperti yang dibahas sebelum nya bahwa saat ini kita masih dapat menemukan beberapa prodak yang disebut kan diatas dalam persaingan pasar indusrti saat ini , namun tak dipungkiri bahwa saat ini sedang terjadi trend penurunan penjualan yang diakibatkan banyak factor internal dan eksternal, seperti hal nya sony yang dahulu sangat tenar dengan game console mereka yakni Playstation dari generasi 1 dan saat ini sudah mencapai generasi ke 4. Namun saat ini game console seperti ini sudah menurun angka peminat nya, walau sebenar nya prodak PS dari sony memiliki kualitas yang baik namun harga menjadi masalah utama dalam persaingan karena trend saat ini games banyak tumbuh di dalam device lain seperti smartphone, PC dan game online yang juga memiliki kualitas fisik sama dengan PS namun lebih murah karena tidak perlu membeli alat PS walaupun bagi sebagian kalangan bermain game dengan PS memiliki sensasi yang berbeda disbanding dengan device lain nya, dan juga di bidang lain yakni segementasi Handphone yang dahulu Sony Berjaya dengan Sony Ericsson namun saat ini Sony dapat di overtake dalam penjualan khususnya saat teknologi baru dalam alat komunikasi ini banyak bermunculan, seperti dahulu muncul nya Blackberry hingga lahirnya sang penguasa baru yakni OS Android dengan berbagai merk terkenal walaupun Sony sempat melawan dengan melahirkan SmartPhone Sony Experia yang juga berbasis Android namun nyatanya sang Experia masih kalah taji oleh prodak lain semisal Samsung ataupun pemain baru layaknya Oppo dan merk lainya.
Serupa tapi tak
sama merk yang lainya yang disebutkan diatas yakni Toshiba, Sharp, Panasonic
dan Sanyo juga memiliki nasib serupa, yakni turunya eksitensi mereka dalam
persaingan di dalam ranah bisnis mereka, bahkan dikabarkan dan di hebohkan
beberapa waktu lalu Panasonic dan Toshiba akan menarik diri dari Indonesia dan
merumahkan pekerja mereka. Seperti berita yang saya kutip dari salah satu media
online bahwa dikatakan “ Presiden
Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal menjelaskan Toshiba lebih
dulu merumahkan ribuan pekerjanya di Cikarang, Bekasi. Pabrikan asal negara
matahari terbit itu mempunyai enam pabrik. Namun, satu-persatu mulai angkat
kaki dalam kurun 10 tahun terakhir. “ dan juga Said menegaskan manajemen
Toshiba sepakat untuk menutup produksinya pada April 2016. Untuk itu, Said
tengah melakukan negosiasi pesangon yang diwajibkan pemerintah.
"Dalam 10
tahun terakhir, ada 13 perusahaan Panasonic di Indonesia. Sebelumnya ada
Panasonic komponen sudah ditutup, sekarang tinggal tiga, yakni Panasonic
Manufacturing Indonesia (PMI), Panasonic Energy Indonesia yang produksi baterai
dan Panasonic Healthcare yang produksi alat kesehatan," kata dia.
Menurut dia,
produk-produk elektronik sekarang ini lebih bersaing dibanding lima sampai 10
tahun lalu.
"Produk
televisi Toshiba tidak laku lagi dalam lima tahun terakhir. Sebelumnya banyak
yang beli. Itu karena daya beli masyarakat melemah akibat upah murah
pemerintah," pungkas dia .
Dalam
pernyataan ini menunjukan bahwa prodak sony dan Toshiba menurun kekutan
persaingan mereka saat ini disbanding 5 sampai 10 tahun yang lalu yang
menyebabkan mereka harus angkat koper dari bumi pertiwi , namun hal yang berbed
di sampai kan oleh Presdir PT Panasonic Manufacturing Indonesia (PMI) Ichiro
Suganuma mengatakan pertumbuhan penjualan barang elektronik Panasonic di
Indonesia bahkan menjadi paling besar di antara perusahaan Panasonic lainnya di
Asia Pasifik dalam 10 bulan terakhir. "(Panasonic Indonesia) Paling besar
(pertumbuhan) omzetnya di Asia Pasifik," kata dia, Rabu (3/2).
Ia menjelaskan pada April 2015 sampai Januari 2016 penjualan elektronik Panasonic, terutama untuk produk elektronik rumah tangga mengalami peningkatan dua digit.
"Khususnya produk home appliances seperti AC, mesin cuci, kulkas, TV, (penjualan naik) hampir 30 persen naik," ujarnya.
Padahal, lanjut dia, pada 2015 pasar elektronik di dalam negeri mengalami penurunan antara 5-20 persen, bervariasi tergantung jenis produk. "Permintaan mesin cuci yang paling tidak begitu baik tahun lalu, persaingannya juga ketat," kata Suganuma.
Pertumbuhan yang sama juga dialami produksi barang elektronik di Indonesia, melalui PMI. Pertumbuhan produksi PMI yang antara lain merakit televisi dan lemari es, juga tumbuh dua digit. "Panasonic sangat optimis dan memiliki keyakinan besar pasar di Indonesia," ujar Suganuma.
Ia menjelaskan pada April 2015 sampai Januari 2016 penjualan elektronik Panasonic, terutama untuk produk elektronik rumah tangga mengalami peningkatan dua digit.
"Khususnya produk home appliances seperti AC, mesin cuci, kulkas, TV, (penjualan naik) hampir 30 persen naik," ujarnya.
Padahal, lanjut dia, pada 2015 pasar elektronik di dalam negeri mengalami penurunan antara 5-20 persen, bervariasi tergantung jenis produk. "Permintaan mesin cuci yang paling tidak begitu baik tahun lalu, persaingannya juga ketat," kata Suganuma.
Pertumbuhan yang sama juga dialami produksi barang elektronik di Indonesia, melalui PMI. Pertumbuhan produksi PMI yang antara lain merakit televisi dan lemari es, juga tumbuh dua digit. "Panasonic sangat optimis dan memiliki keyakinan besar pasar di Indonesia," ujar Suganuma.
Dalam keterangan nya Presiden Direktur Presdir PT Panasonic
Manufacturing Indonesia (PMI) Ini membantah bahwa terjadi penurunan daya saing
mereka dalam industri elekronik hal ini bertolak belakang dengan yang
disampaikan Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal
Tetapi dalam artikel ini dapat
ditarik sebuah kesimpulan bahwa memang terjadi penurunan daya saing penjual
oleh prodak – prodak tersebut, yang disebabkan oleh banyak factor baik internal
dan eksternal yang berbeda-beda yang dialami oleh para perusahaan diatas tapi
saya ingin men generalisir nya menjadi beberapa point yakni :
1.
Penurunan
daya beli masyarakat akibat perlambatan
ekonomi yang terjadi.
2.
Munculnya
Kompetitor yang lebih unggul dalam inovasi baru.
3.
Terjadinya
moderinasasi dalam beberapa prodak yang menyaingi eksitensi prodak lama.
4.
Tak
sanggupnya perusahaan bersaing dengan competitor dalam inovasi.
5.
Kenaikan
atau mahalnya biaya produksi.
Jadi
solusi terbaik untuk mengatasi masalah pada perusahaan diatas adalah dengan
mengatasi factor” diatas walaupun
mungkin masih banyak factor lainya yang mempengaruhi nya selain yang saya
sebutkan. Tapi yang terpenting adalah bagaimana perusahaan mampu mengatasi dan
memenangkan persaingan dengan cermat dan
melahirkan teknologi baru yang lebih baik dari competitor nya saat ini dengan
lebih inovatif sehingga dapat merebut kembali pasar yang ada, atau setidaknya
mengikuti teknologi saat ini tetapi dengan sentuhan baru yabg lebih eksentrik
dan menarik pasar, serta “menyehatkan” kondisi internal perusahaan untuk dapat
terus bersaing.
Sumber: Merdeka.com
General Motors Corporation
juga dikenal dengan GM, adalah sebuah perusahaan otomotif multinasional
yang bermarkas di Renaissance Center di
Detroit, Michigan, Amerika Serikat. GM mempunyai bisnis di
157 negara di seluruh dunia dan mempunyai pabrik di 31 negara. Saat ini, GM
termasuk produsen mobil terbesar di dunia
Divisi Chevrolet dan GMC memproduksi truk, dan juga kendaraan penumpang lainnya. Merek
lainnya termasuk ACDelco, Allison Transmission, dan General
Motors Electro-Motive Division yang memproduksi lokomotif diesel-listrik.
GM juga mempunyai bagian dalam Isuzu, Subaru, dan Suzuki di Jepang dan sebuah joint venture dengan AutoVAZ (Lada) di Rusia. Pada Desember 2003,
GM membeli Delta di Afrika Selatan, di mana GM telah
sebelumnya mengambil 45% bagian pada 1997,
dan sekarang menjadi anak perusahaan yang dimiliki penuh, General Motors Afrika
Selatan.
Pada 2001,
GM menjual 8,5 juta kendaraan melalui seluruh cabangnya. Pada 2002, GM menjual 15% dari seluruh kendaraan dan truk di dunia. Mereka juga memiliki Electronic Data Systems
dari 1984
sampai 1996
dan, sebelum menjualnya ke News Corporation, DirecTV. GM memiliki Frigidaire
dari 1918
sampai 1979.
GM dengan 266.000 pekerja di
seluruh dunia, termasuk 139.000 pekerja di AS, merupakan penghasil otomotif
utama tidak saja di AS, tetapi juga di dunia. Berdiri pada 16 September 1908 di
Flint, Michigan, AS, dengan produk mobil bermerek Buick, GM saat ini menjual
sekitar 9,37 juta unit mobil per tahun di seluruh dunia pada tahun 2007.
Posisi GM sebagai perusahaan
otomotif nomor satu dunia ini terancam oleh Toyota Motor Corp dari Jepang, yang
pada tahun 2007 mencatat total penjualan di seluruh dunia hanya selisih 3.524
unit dibandingkan dengan total penjualan GM yang mencapai 9.369.524 kendaraan.
Tanggal
1 Juni 2009 menjadi sejarah penting bagi industri otomotif dunia. Industri
otomotif terbesar di dunia, GM (General Motors), jatuh bangkrut dan terpaksa
harus menjadi pengemis meminta bantuan pemerintah AS, ambruk diterpa badai
krisis keuangan yang dipicu tumbangnya perusahaan sekuritas Lehman Brothers,
September 2008 lalu.
Lalu
mengapa sang goliat otomotif itu bisa jatuh dengan mudah?
Sebabnya . Karena sang GM gagal menciptakan produk inovatif yang sesuai
dengan permintaan pasar. Perusahaan otomotif Amerika yang dikenal dengan
istilah Big Three (GM, Ford dan Chrysler) kalah selangkah (atau beberapa
langkah?) dari perusahaan otomotif Jepang seperti Toyota dan Honda,
yang
telah melahirkan produk ramah lingkungan seperti mobil hibrid. Toyota
pertama kali mengeluarkan produk mobil hibrid Prius pada tahun 1996, dan
sekarang teknologi hibrid telah diperluas ke produk lain seperti kendaraan
keluarga Estima, sedan Camry, dan bahkan merk mewah seperti Lexus. Dengan
teknologi hibrid, mobil Prius bisa menghemat pemakaian bensin dengan efisiensi
30km per liter. Sementara GM masih bermain di mobil SUV dan pick-up truk yang
berbodi besar, bermesin besar dan sekaligus boros energi. Mobil GMC Sierra
misalnya hanya memiliki efisiensi pemakaian bahan bakar maksimum 6 km per
liter.
Bagi
GM sendiri, fokus ke produksi mobil besar ini bukan tanpa alasan. Mobil besar
ini sangat digemari orang Amerika mengingat jalanan yang lebar, serta mampu
mengangkut barang-barang besar, sangat ‘macho’ untuk pamer kekuatan. Selain itu
keuntungan yang diperoleh jauh lebih besar dibandingkan dengan mobil kecil yang
ditekuni perusahaan otomotif Jepang. Ditambah lagi, GM tidak harus mengeluarkan
dana yang besar untuk R&D teknologi dan produk terbaru. Namun rupanya GM
kurang awas dengan tren perkembangan dunia yang semakin menginginkan produk
yang hemat bahan bakar dan ramah lingkungan. Tamparan awal terjadi sewaktu harga
bbm dunia naik bahkan mencapai harga lebih dari 100 dolar US per barel. Terpaan
semakin menjadi-jadi ketika terjadi krisis kredit rumah murah. Puncaknya
terjadi ketika Lehman Brothers hancur, diikuti beberapa perusahaan keuangan
lainnya. Maka penjualan GM selalu turun setiap bulan secara konsisten.
Data
menunjukan bahwa penjualan produk otomotif GM mengalami penurunan seperti :
Pada semester I-2008, GM
mencatat kerugian 18,7 miliar dollar AS. GM juga mencatat kerugian 38,7 miliar
dollar AS tahun 2007.
Kerugian ini tak lepas dari
penurunan penjualan. Sepanjang tahun 2008 sampai Juni, GM mencatat penurunan
penjualan secara global sebesar 2,9 persen. Penjualan di AS juga turun 17,6
persen.
Per Oktober tahun 2007, total
penjualan mobil GM di AS mencapai 3,28 juta unit. Namun, pada Oktober 2008,
total penjualan mobil keluaran GM di AS hanya 2,6 juta unit.
Kerugian dan penurunan penjualan
ini membuat harga saham GM terus merosot dari 28,98 dollar AS per lembar pada 1
Februari 2008 menjadi hanya 2,92 dollar AS per lembar pada hari Selasa (18/11).
Harga saham GM ini merupakan yang terendah sejak tahun 1943.
Sekali lagi membuktikan bahwa persaingan
dalam dunia bisnis ini sangat ketat dan kejam, bagaimana ditunjukan oleh GM
perusahaan besar ini yang berdiri sudah 100 tahun harus tumbang akbat minim nya
inovasi dan tidak melihat ancaman pasar pesaingnya dan hanya terfokus untuk
melahap pasar domestic mereka dengan prodak yang tradsional tanpa melihat
kekuatan baru dan inovasi baru yang dikembangkan oleh para kompetitornya. Untuk
menyehatkan kembal perusahaan ini bukan hal yang mudah dikarenakan krisis
kronis di dalam tubuh perusahaan ini harus terlebih dahul diatasi dan setelah
tu mereka harus setidaknya untuk belajar dan menemukan produk yang lebih
inovatif sesuai kemauan pasar dunia bukan hanya domestic dan mengembangkan
teknologi bagi otomotif dunia untuk mengembalikan masa kejayaan mereka saat
ini.
Sumber : Wikipedia
otomotif.tempo
Kehadiran
Pabrikan Asal Negeri Tirai Bambu beserta Gelontoran Produk terbarunya ke Pasar
Indonesia memang akhir-akhir ini mulai memudar, Setelah sempat booming era
2000-an silam berkat kehadiran Motor Cub/Bebek “Jiplakan” Produk
Jepang.
Dari segi
design memang sangat mirip dengan pabrikan motor jepang atau produk terkenal lainya namun dari segi
kualitas mesin dapat dikatakan bahwa motor asal cina masih dibawah dari
pabrikan jepang bahkan dari segi kualitas finishing dan ketahanan juga motor
china ini masih patut untuk dipertanyakan kerena masih diragukan tingkat
kualitas nya dibandingkan motor jepang
atau pabrikan lainya.
Berikut beberapa merk motor asal pabrikan china yang sempat
masuk ke pasar Indonesia :
1.
Jialing
2.
Viva Motor
3.
Kaisar Motor
4.
APP KTM
5.
Kymco/Benson
Dan ada beberapa pabrikan motor
lainya yang bukan murni buatan negeri tirai bambu ini namun hanya menyuplai
part-part nya ke beberapa pabrikan motor. Diawal 2000an motor asal china sempat
menggebrak pangsa pasar Indonesia, dikarenakan pada awal launching nya
merk-merk motor ini memiliki beberapa
keunggulan yakni :
1.
Design modern serupa tapi tak
sama dengan pabrikan motor terkenal
2.
Harga yang jauh lebih murah dibanding para competitor
3.
Promosi yang intens bagi
pembeli
4.
Menawarkan alternative sepeda
motor konvensional lainya
Namun pada
akhir-akhir ini pabrikan asal china mulai tenggelam dengan eksistensi
keberadaan motor nya yang mulai jarang ditemui di pasar domestic Indonesia, hal
ini dapat kita kaji Sebagai bentuk kekecewaan masyarakat terhadap produk negeri
kungfu ini. Bahwa selama ini pelanggan
merasa kecewa dengan kualitas dan pelayanan yang diberikan oleh merk-merk
tersebut dapat kita generalisir bebrbagai sebab hilangnya konsumen yakni :
1.
Kualitas part yang kurang bagus
2.
Pelayanan after sales yang
mengecewakan
3.
Jarang nya spare part untuk
pengganti jika motor ini rusak
4.
Harga jual kembali yang ambles
5.
R&D yang tidak berjalan dan
dapat dibilang hanya copy paste saja
Dari berbagai
alasan diatas yang lebih mengkhawatirkan bahwa sepertinya pabrikan asal china
ini seperti menjual prodak saja karena secara 1 per 1 pabrikan mulai angkat kaki
dan meninggalkan para konsumen nya. Sehingga menimbulkan kekecewaan bagi para
konsumen juga memberikan nama buruk prodak china. Sulit untuk ot omotif china
untuk bangkit kembali di Indonesia karena sudah terlanjur buruk dimata konsumen
tercatat hanya jialing yang masih ada di Indonesia. Karena jika memang china
ingin serius menggarap maka mereka harus memperbaiki prodak mereka mulai dari
kualitas, pelayanan, teknologi, memperluas jaringan dan bila perlu mendirikan
pabrik di Indonesia atau menyediakan pelayanan dan jaringan konsumen seperti
pabrikan jepang.
Demikian yang dapat kami paparkan dalam artikel kali ini, tentunya masih banyak kekurangan didalam artikel yang kami buat dan semoga bermanfaat bagi yang membacanya serta menambah wawasan bagi kalian yang membacanya.
Sumber :
EA’s Blog
Google